FULL CREDIT!
Chingu, jika ingin mengcopy postingan di blog ini, tolong cantumin credit fullnya ya dan link aktifnya ok ^^ and no bashing..., gunakan bahasa yang baik bila berkomentar.., Kamsahamnida ^^
"YunaArataJJ@KBPKfamily"

Selasa, 21 Desember 2010

“SPRING IN LOVE 11”

“SPRING IN LOVE 11”


“Apa yang kau lakukan? Kau sedang bermain bola atau basket?”maki Bella ketika tanpa sengaja Hong Ki menyundul bola basketnya dan kemudian terjatuh.
“maaf aku lupa…”ucap Hong Ki sambil mengusap pantatnya yang kesakitan. Bella mengambil bola basket yang berada di sudut lapangan lalu melemparkan pada Hong Ki yang baru saja bangkit,”ulangi dan coba…”perintah Bella.
Hong Ki menurut hingga gerakannya di anggap benar oleh Bella.
“jangan berhenti hingga kau memasukkan bola sebanyak 100 kali…”tambah Bella dengan sikap arogan.
“A…APA? Aigooooo…” pekik Hong Ki keberatan,”kau ingin membunuhku?”.
Bella tersenyum sinis,”jika kau tak melakukannya aku tak akan mengajarimu lagi…” ancam Bella.
“A…Apa?”Aigoo…,kau benar…benar….,baiklah-baiklah….”ucap Hongki lalu menurut dan mulai melakukan shoot.
Bella duduk di pinggir lapangan sambil menatap malas kea rah Hongki,hingga seseorang datang dan duduk di sebelah Bella.
“dia bodoh atau apa?”ucapnya lalu melemparkan air mineral yang langsung di tangkap Bella.
“Trims…”ucap Bella singkat dan langsung meminum air mineralnya,”kau kapten club basket pria kan?” Tanya Bella,” Senior Hyun Min…”.
“ya…, sebelumnya kita tak pernah saling sapa…, kau pemain terbaik di klub basket putri kan? Mengapa kau mau mengajari si bodoh itu?”Tanya Hyun Min.
“senior bisa bertanya padanya”ucap Bella kaku.
“Hm…, kau aneh…”ucap Hyun Min lagi sambil menatap kearah Hong Ki yang berkali-kali gagal memasukkan bola.
“H…”Bella tersenyum miring dan ikut menatap Hong Ki.

“cut…”ucap sutradara selesai Rindi memerankan tokoh. Siswa urakan,”bagus Rindi…, kau bisa beristirahat…”puji sang sutradara.
“Gomawo…”ucap Rindi lau duduk di pinggir lapangan. Tiba-tiba Jong Hun datang dan memberikan sebotol limun pada Rindi.
“kau pasti haus harus menggantikan tokoh itu…”ucapnya singkat lalu duduk di sebelah Rindi yang wajahnya langsung memerah,”actingmu bagus…”
“gom…gomawo…” ucap Rindi terbata.
“h…, kau akan ikut pesta perpisahan besok?” Tanya Jong Hun.
“M…, mungkin…, ada apa?” Rindi bertanya balik.
“tidak…, hanya saja kurasa itu akan sedikit membosankan…”kata Jong Hun jujur.
“hahaha…, ku kira orang sepertimu tak akan pernah bosan…”cibir Rindi yang mulai rilex.
“kau kira aku apa?” Tanya Jong Hun berpura-pura kesal.
“Mian…”ucap Rindi merasa bersalah. Keduanya terdim hingga Rindi kembali angkat suara,”ku dengar kau berpacaran dengan…”Rindi menatap kea rah RieRie
Jong Hun tertawa keras hingga orang-orang menatap ke arahnya,”itu hanya gossip murahan …, aku dan dia hanya berteman, dan tentu saja partner kerja…”jawab Jong Hun.
Karena malu, Rindi langsung meminum limunnya.
“kenpa kau bertanya seperti itu?” Tanya Jong Hun penuh selidik.
“ti…tidak…” ucap Rindi gugup,”hanya mendengar gossip…”
“kau memang lucu…”tambah Jong Hun.
Rindi menggembungkan pipinya dan membuat Jong Hun tambah tertawa,”sudahlah…, berhenti mentertawakanku…”ucap Rindi dengan jengah.
“baiklah…baiklah… aku tidak akan mentertawakanmu lagi tomat…”
“aish…, aigooo…, kau masih saja…”kata Rindi kesal sementara Jong Hun terus tertawa dan menggoda Rindi. Di lain tempat sepasang mata menatap marah kea rah Rindi sambil menghentak.

“kapten…, mengapa kapten menolaknya?”Tanya Joana setelah dirasanya kondisi Linda sudah aman untuk di tanya.
“apa? Artis sombong itu?” Tanya Linda dengan cuek sambil menyiapkan alat panahnya.
“ya…, padahal jika dia ada…, club panah akan….”
“stop…, tanpa diapun club kita akan baik-baik saja mengerti…”putus Linda dengan yakin.
“tapi kapten ini sudah batas waktu yang di tentukan pak Noe untuk memenuhi batas kuota anggota club…” Joana mengingatkan Linda yang agak keras kepala itu.
“itu bukan masalah, anggota kita cukup kok…” Linda berkilah.
Dengan sedikit kesal Joana berkata “ Tapi kapten karena insiden kapten dan artis itu … anggota kita … anggota kita … banyak yang mengundurkan diri …”
“Apa ?? … bohong ..” Linda menatap sekitar dan baru menyadari club panahnya hanya berisi 2 orang.
“Ya .., mereka membentuk anti fans untuk kapten …” kata Joana dengan suara rendah .
“Aigo …, Arrrggh !!! benar-benar menyebalkan …” sungut Linda yang langsung keluar dari ruangan club.
Saat berjalan, banyak mata yang mentap sinis padanya.
“Benar-benar membuat kesal …” rutuk Linda dalam hati.
Tuing …. Bluugh …, sebuah telur tepat mendarat dan pecah di atas kepala Linda. “Aiiigooooo … !!! apa ini ???” pekik Linda yang langsung menatap sekeliling. “Apa yang kalian lihat !!!” bentak Linda kesal saat murid lain mentertawakannya. Linda berlari cepat kearah toilet.

“Ku dengar saudaramu memiliki anti fans ..” ucap Kim Auley teman sebangku Dhicca. “Bagaimana kabarmu ??”
“Baik … benarkah ? Linda tidak pernah membicarakannya padaku …” Ucap Dhicca
“Ya .. dan tadi pagi ku dengar dia di kerjai ..” Tambahnya lagi dengan antusias .
“Aaah .., aku akan mencarinya …” Ucap Dhicca yang langsung berbalik tanpa melihat dan menabrak seseorang .
“Bisa tidak kau berjalan dengan benar ??” Herdik laki-laki itu
“Dong Wook .., mianhe … aku terburu-buru ..” Ucap Dhcca yang langsung menunduk dan berlari pergi.

Dhicca terus berlari hingga menemukan Linda di kebun belakang sedang termenung dengan handuk basah di kepalanya.
“Linda …” Seru Dhicca yang langsung menghampirinya.
“Mengapa kau kesini “? Tanya Linda dengan enggan
Dhicca duduk di sebelah Linda, “Kau tidak apa-apa ??” tanyanya
“Aku baik-baik saja ..” Ucap Linda datar
“Jangan di ambil hati”
“Ya aku mengerti ..” jawab Linda sekenanya
Keduanya terdiam, hingga Linda berkata lagi, “Mungkin aku yang terlalu keras …” aku tak bermaksud itu .., aku hanya ingin anggotaku giat berlatih .., tapi aku gagal sebagai kapten …” ucap Linda lemah.
Dhicca tersenyum, “Tidak .., kau tidak gagal, kau tau .. kau hanya perlu melunakkan hatimu .., aku tau kau pasti mampu …” yakin Dhicca
“Tapi aku ..,,”
“Hanya butuh roses, dan percayalah pada keputusanmu ..” nasehat Dhicca.
Linda menunduk, lalu berdiri tegak dengan tiba-tiba. “Baiklah .., kau memang terbaik Dhicca .., aku akan melakukan sesuatu agar keadaan ini tidak bertambah parah.., Gomawo Dhicca …, jangan terlambat latihan hari ini …” Linda berlari pergi meninggalkan Dhicca yang diam tertunduk hingga tak menyadari seseorang telah berdiri di belakangnya.
“Aku tak mengganggumu kan ??” ucap Ji Hoon tiba-tiba.
“Sensanim” ucap Dhicca tersebu. Tanpa menunggu Ji Hoon duduk di sebelah Dhicca.
“Eeeemmm, aku hanya merasa tak enak karena semalan aku ..” ucap Ji Hoon memulai
“Anio sensanim ..,” Dhicca menggeleng kuat, “ituu ,, itu bukan salah sensanim .., saat itu saya hanya ,,, teringat kedua orang tua saya ..” ucap Dhicca beralasan.
“Benarkah ?” Tanya Ji Hoon kurang yakin
“Ya, ya sensanim ..” kata Dhicca berbohong.
Keduanya kemudian terdiam, hingga Dhicca memulai, “Oh ya sensanim, bagaimana dengan kencan sensanim semalam ??”Tanya Dhicca ragu.
“Hahhaaha .., seperti biasa, aku hanya bisa diam sebelum sempat memberkan cincin padanya” kata Ji Hoon lemah.
Dengan wajah sedih Dhicca kemudian berkata lagi, “Sensanim, sensanim tau tidak ada seseorang yang lama memendam perasaannya hingga hampir mati rasanya mendengar orang yang dia cintai menyukai orang lain, dia berfikir aku telah terlambat, seperti dunia ini runtuh rasanya bagi dia .., tapi dia kemudian berfikir kembali, jika aku tak memulainya semua akan benar-benar terlambat ..” ucap Dhicca sambil menarik nafas. Keduanya terdiam lama hingga Ji Hoon manatap Dhicca takjub lalu tersenyum, “Kau benar aku berhutang nasehat padamu ..” ucap Ji Hoon hingga keduanya kembali terdiam.

Lina sedang sibuk menghitung jumlah bunga pesanan ketika seseorang datang.
“Saeng Baksanim ..” pekik Lina terkejut
“Kau sibuk ??” tanyanya lembut
Lina mendekat, “tidak .., hanya menghitung, ayo masuk Saeng Baksanim ..” ucap Lina
“Tidak .., aku hanya ingin mengajakmu makan siang ..” kata Saeng yang membuat Lina sedikit terkejut. “Kau mau ??”
“Eeehmmm” ucap Lina ragu, namun akhirnya dia mengangguk setuju. Tak lama Lina berganti pakaian dan menitipkan toko pada kedua pekerjanya.
Dalam perjalanan, Lina hanya diam dan menatap keluar.
“Bagaimana keadaanmu ?” Tanya Saeng memulai
“Tentu saja baik, Baksanim ?” Lina bertanya sambil menatap Saeng yang tersenyum dan terus focus menyetir.
“Tentu saja aku baik bagaimana dengan Dhicca? Dan anak-anak mu yang lain ??” Saeng bertanya lagi
“Dhicca .., baru saja keluar dari rumah sakit ..” ucap Lina dengan nada sedih “Aku tak tau lagi apa yang harus ku perbuat ..”
“Tenanglah .., aku akan membantumu ,, bawa Dhicca ke rumah sakitku .., aku akan memeriksanya ..” saran Saeng, kemudian mobilnya berhenti di sebuah restoran.
Keduanya memesan menu makan siang kemudian kembali berbincang.
“Senior Saeng ..” ucap seeorng tiba-tiba
“Hyung .., sedang apa kau disini ? aaahh, lama tak berjumpa ..”
Ucap Saeng sambil memeluk Hyung Joon .
Lina yang baru memperhatikan langsung terkejut hingga kursingya berderak dan keduanya menatap ke arahnya .
“Aaah, kau ahjum…”
“Jangan memanggilku itu !!” bentak Lina ketus
“Lina …” ucap Saeng yang terkejut.
Hyung tersenyum, dengan sedikit mendesah kesal, “ dasar wanita pemarah …”
Saeng yang sempat menegang.
“Tidak, aku tak ingin mendapat omelan dari wanita ini, aku ke sana senior ..” Hyung menunduk kemudian pergi.
Saeng mengangguk lalu kembali duduk. “Kau mengenalnya ??”
“Tidak .., aku hanya pernah bertemu dengannya sekali dan dia mengesalkan ..” kata Lina sambil menahan kesalnya.
“Ooh ..” Saeng tak memperpanjang masalah ketika menu pesanan mereka datang. “Sudah sepuluh tahun sejak aku meninggalkan panti .. lumayan lama ya ..” ucap Saeng mengenang.
Lina tersenyum tipis, “Ya , selama itu yang ku ingat selalu anak-anakku tumbuh besar, sehat, tanpa kekurangan .., aku bahagia jika mereka bahagia ..” ucap Lina dan di balas senyum Saeng.
“Kau wanita tegar yang pernah ku kenal , bahkan ketika kau sendiri, yang kau perjuangkan hanya apa yang kau miliki” Saeng tersenyum kembali hinga membuat Lina tertegun dan membalas ragu.

“Frans Chan…, apa benar kau semalam bersama Hee Chul?”serbu Jinai penuh selidik.
“apa?, kau mengada-ada…,tidak itu tidak benar…”ucap Frans berkilah.
“jangan bohong…”sudut Jinai.
Frans menatap temannya itu,”hei…ada apa dengan mu…, kau tak percaya padaku?”Tanya Frans sedikit kecewa.
“maaf Frans Chan…”ucap Jinai akhirnya mencoba untuk tidak melukai Frans.
“aku semalam bersama keluargaku tentu saja…, tak ada yang lain entah kau dapat gossip itu dari mana, yang jelas aku dan Hee Chul hanya berteman…”tegas Frans, ketika orang yang di bicarakan datang ke arahnya.
“aku dari tadi mencarimu…”ucap Hee Chul, Jinai terdiam tanpa dapat berkata hanya menatap penuh takjub pada Hee Chul.
“mau apa lagi? Ku mohon jangan selalu mengikutiku…”ucap Frans dengan tatapan lelah.
“oh…, rupanya aku mengganggumu…, baiklah maafkan aku…”kata Hee Chul penuh kekecewaan,”aku hanya ingin menyerahkan ini padamu…, kalau begitu sampai jumpa…”Hee Chul meninggalkan begitu saja Frans yang langsung terdiam dengan perubahan ekspresi kekecewaan Hee Chul tadi.
“kau bodoh ya Frans…”maki Jinai setengah terkejud sama seperti Frans.
Frans tertawa sinis,”tadi kau mengataiku dan mencurigaiku…, sekarang kau malah menyalahkanku…”.
Sadar akan sikapnya Jinai tersadar dan terdiam.
Frans membuka amplop yang di berikan Hee Chul tadi dan terlonjak kaget.
“ada apa?”Tanya Jinai kali ini hati-hati.
Tanpa menjawab Frans berlari ke luar.

Tsatsa duduk di pinggir sungai sambil termenung. Tatapannya kosong dan tanpa semangat. Kim Bum datang dan duduk di sebelah Tsatsa tanpa mengusiknya.
“mau apa kau ke sini?”Tanya Tsatsa ketus.
“aku hanya ingin menemanimu…”ucap Kim Bum dengan santai.
“pergilah…”
Kim Bum tak bergeming di tempatnya dan terus menunggu Tsatsa.
“kau keras kepala sekali.., baiklah biar aku yang pergi…”kata Tsatsa akan beranjak ketika Kim Bum memegang tangannya,”lepaskan…”
“tidak…,aku tak akan melepaskanmu hingga kau mau menceritaka masalahmu padaku…”ucap Kim Bum dengan tegas.
“lepaskan Kim Bum…, atau aku akan marah padamu…”kata Tsatsa dengan nada lirih menahan tangis. .
Kim Bum menatap lembut Tsatsa kemudian berdiri dan membelai lembut kepala Tsatsa,”kau boleh menangis di hadapanku…”ucapnya dengan kata-kata yang membuat Tsatsa tergerak dan akhirnya menangis di bahu Kim Bum. Sepanjang waktu itu Kim Bum tak mengusik tangisan Tsatsa yang akhirnya tumpah setelah menahannya terlalu lama.

Linda berdiri di depan gedung GP Entertaiment sambil menatap takjub. Orang-orang menatapnya sambil tertawa, Linda tak memperdulikan komentar orang-orang dengan pakaiannya yang masih menggunakan pakaian khusus club panah, yang Linda lakukan sekarang adalah meyakinkan diri untuk menerobos segala kemungkinan dia akan di usir, tapi tekad Linda sudah bulat.
Linda melangkah masuk dengan setengah mengendap menghindari para penjaga gedung dan dalam hal ini satpam yang terlihat kiler.
“argh…., jika bukan gara-gara club aku tak akan mau seperti pencuri seperti saat ini…”omel Linda pada dirinya sendiri.
Linda mengendap hingga berhasil lolos dari pandangan penjaga gedung dan menuju resepsionis.
”siapa yang kau cari?”Tanya seorang wanita di balik meja resepsionis dari balik meja.
“a…aku mencari artis bernama Lee Jun Ki…”ucap Linda setengah berbisik.
“ada urusan apa? Kau sudah membuat janji?”tanyanya ketus sambil menatap penampilan Linda.
“e…em…”ucap Linda ragu,”tap…tapi…”
“kau seperti pengemis…, kau tak pantas di sini… silahkan keluar sebelum artis-artis kami datang…kau merusak pemandangan…”ucap wanita itu lagi dengan ketus dan membuat Linda jengkel.
“baiklah aku akan pergi…, tapi kuberi tau kau satu hal yang pasti dan kau harus ingat!!! ... aku bukan PENGEMIS…”ucap Linda dengan tegas lalu berbalik pergi. Wanita itu kembali kemeja kerjanya sambil bergumam.
Namun Linda menghentikan langkahnya dan tersenyum penuh rencana kemudian menyelinap ke dalam toilet.
“argh…, sial…dia kira dia hebat…”gumam Linda dengan wajah sebal dan mencoba rilex sambil mencuci wajahnya di westafel,”ayo Linda…,semangat…demi club…FIGHTHING….”kata Linda menyemangati dirinya sendiri.
Tak lama Linda kembali menyelinap kali ini dengan mengendap dia berlari kearah lift yang akan tertutup.
“tunggu!!!!”pekik Linda lalu nekat menerobos lift dan membuat yang ada di dalam lift tercengang,”h..h…h…”ucap Linda sambil mengatur nafas.
“kau gila ya…”ucap seorang wanita sambil melepas kacamatanya dan menatap Linda lekat,”kau ingin mati terjepit lift?”sindirnya lagi.
“aku terburu-buru…h…h…”jawab Linda sekenanya,”ah…kau tau di mana artis Lee Jun Ki berada?”Tanya Linda kemudian.
“apa? Lee? Kau mau apa mencarinya?”selidik wanita itu.
“ada urusan tentu saja…, kau tau?”Tanya Linda dengan nada jengah.
Wanita itu mendesah ringan setengah mencibir,”kau seperti tak memiliki aturan…,kurasa kau datang dengan menyelundup, aku akan melaporkanmu pada satpam…”ancamnya saat akan memencet tombol lift untuk memanggil penjaga keamanan, lift tiba-tiba terbuka. Linda meresak maju menerobos antrian lift dan berlari tanpa arah.
Linda terus berlari hingga tiba di sebuah ruangan yang tak terkuncin kemudian menyelinap masuk. Linda mengintip keluar dan dia mengutuk dalam hatinya saat 2 orang satpam yang di panggil wanita itu berlari mencarinya.
“ugh…, benar-benar sial…!!!!”Linda menghentak marah hingga menendang tumpukan kardus hingga roboh,”ups…gawat…”ucap Linda panic, dan mencoba merapikan tempat itu kembali ketika di tatapnya seseorang sedang tertidur di sofa di belakang tumpukan kardus itu tanpa terusik,”mati aku…”.
Setengah panic Linda mencoba untuk merapikan tumpukan itu kembali tanpa membangunkan orang itu. Saat merapikan kardus, pintu berderak. Seseorang membuka pintu itu dan membuat Linda terdiam kaku. Tak ada yang dapat dia lakukan kini dia sudah pasrah untuk di giring sebagai penyelundup brutal, dan itu berarti akan membuat malu keluarganya. Tidak bisa lagi…, pintu itu semakin lebar membuka dan terdengar hentakan kaki yang berat,’habislah aku…’ucap Linda dalam hati setengah ketakutan Linda menutup matanya, ketika itu ada sentuhan tangan yang hangat menariknya….

TBC……….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar