Mengapa Korea?
Kemajuan yang dicapai Korea dalam waktu yang relatif singkat ini tidak terjadi begitu saja. Banyak kerja keras dan beragam upaya terobosan yang dilakukan di belakang keberhasilan tadi. Selain adanya dukungan pemerintah yang jelas dan konsisten, program promosi dan sosialisasi animasi, tentunya juga tampaknya dari dukungan dari dunia akademiknya.
Dukungan Pemerintah Korea terhadap pengembangan dunia animasinya.
Salah satu fondasi kokoh di balik kemajuan dunia animasi Korea adalah dukungan resmi dan konsisten dari pemerintahnya. Tahun 1994, animasi diakui pemerintah Korea sebagai produk yang memiliki nilai tambah dan menetapkan kebijakan pemberian insentif berupa pajak yang rendah, pinjaman modal berbunga rendah dan pembangunan infrastruktur yang memadai bagi para penggerak industri animasinya. Kemudian, di tahun 1997, pemerintah secara resmi menetapkan bahwa animasi adalah bagian dari culture contents technology yang menjadi satu dari enam pilar teknologi tinggi di masa depan. Posisi animasi sebagai dunia yang memiliki konten budaya yang berteknologi ini dijadikan semacam investasi masa depan (industri strategis) yang nantinya bisa dijadikan salah satu penghasil devisa Negara. Mungkin mirip dengan apa yang terjadi di Jepang melalui industri animasi, game dan komiknya (anime dan manga) yang menjadi satu ikon penting yang telah mendunia dan menjadi ‘eksportir’ budaya popular yang menggurita.
Kiprah dunia akademik bagi pengembangan animasi Korea
Berbeda di Indonesia yang belum banyak membuka program studi animasi, khususnya untuk jenjang S1 dan S2 (kebanyakan di Indonesia masih berupa jalur konsentrasi/jalur minat di bawah program studi desain komunikasi visual), maka pendidikan animasi di Korea telah berbentuk program studi. Sehingga dari semester pertama hingga terakhir, mahasiswa-mahasiswa pada program studi animasi secara spesifik telah mendapatkan materi kuliah mengenai animasi, baik animasi 2D maupun 3D. Beragam mata kuliah baik mata kuliah wajib maupun pilihan yang terkait dengan animasi pun dikembangkan, seperti mata kuliah Storytelling, Desain Karakter, DesainSetting, Fantasy Drawing dan praktika laboratorium untuk animasi-animasi berbasis teknologi digital (CGI). Menariknya adalah meski banyak program studi animasi yang didasari teknologi (misalkan ada program studi animasi yang berada di bawah Department of Computer Design), pengembangan pendidikan animasi tetap memiliki basis seni dan desain. Minimal, kemampuan dasar menggambar harus dimiliki para mahasiswanya, yang terus dikembangkan selama masa pendidikan sepanjang 8 semester.
Perluasan wawasan animasi melalui promosi dan sosialisasi animasi
Kegiatan-kegiatan festival ini pun tidak sekedar berbentuk pemutaran dan kompetisi memperebutkan gelar film animasi terbaik, tetapi juga dijadikan ajang pencarian talenta baru dalam dunia animasi Korea. Melalui kegiatan yang bernaung di bawah nama promotion project, studio-studio animasi yang baru tumbuh diberi kesempatan mempresentasikan sekaligus mengkompetisikan produk unggulan mereka. Pemenang dari kompetisi ini kemudian akan memperoleh insentif dalam bentuk modal untuk menyelesaikan produk animasi mereka tadi hingga selesai untuk diikutsertakan dalam kompetisi animasi di event yang sama tahun depannya.
Dengan keragaman kegiatan animasi yang langsung bersentuhan dengan masyarakat umum ini menjadikan animasi pun seakan-akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakatnya. Proses yang lambat laun menumbuhkan kecintaan masyarakat pada animasi, khususnya karya-karya anak bangsa sendiri tentunya akan memberikan dampak positif bagi pengembangan industri animasi Korea itu sendiri.
Moga-moga saja, hal-hal positif yang diperlihatkan Korea ini bisa menjadi inspirasi bagi kemajuan industri dan pendidikan animasi di Indonesia.
COP:YUNA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar