Nahh dan ini juara pertama kita ^^ Chukkae , unik dan romantis di tonjolkan di ff ini ^^ makanya ff ini mendapat 98 likers dari para member KBPKfamily ^^ happy reads ^^b
Cast :
Leena
Kwon Ji Yong
Kim Hyun Jong
Cast + :
Yuna
Bella
Dhicca
Top
Seung Ri
Tae Yang
Dae Sung
Intan
Thomas
Tsatsa
Rindi
Frans Chan
Apakah cinta itu semanis kue?
Jika iya..., apa bisa aku memiliki cinta yang semanis itu...
Setiap hari membuatkan kue untuknya...
Aku suka berfantasy... tapi tidak semua fantasy aku suka...
Hanya aku tak pernah menyangka hidupku seperti fantasy yang aneh... tapi aku menyukainya...
Toko Kue Alice . . .
“seandainya... vampire itu ada... aku rela di hisap darahku... ya asalkan setampan Edward Cullen...”gumam Rindi sambil berkhayal.
“ya..., apa yang kau fikirkan...dasar pabo...di dunia ini mana ada vampire..., kau bahkan tak memikirkan akan jadi apa masa depanmu... jangan banyak berkhayal...”Rindi menjitak kepala Tsatsa hingga dia meringis kesakitan.
“ya..., aku hanya berkhayal... kau fikir aku akan gila...”rutuk Tsatsa sambil mengusap kepalanya yang terasa berdenyut.
“sudahlah cepat bekerja..., Chef tak akan suka jika kalian hanya menggosip...”tegur Dhicca sambil membawa nampan kue yang telah masak.
“ya kakak...”ucap keduanya dan kembali bekerja.
“apa lagi? Tentang vampire..., aku tak percaya... seharusnya mereka lebih memikirkan tentang apa yang terjadi dan bukan hanya berkhayal...”keluh Leena yang terus mengaduk adonan kuenya.
Dhicca tersenyum,”kau jangan seperti itu Leena..., kau lucu..., orang lain hanya berandai... ku rasa kau hanya perlu menumbuhkan selera fantasymu...”
“ya..., ya... jika itu nyata... dan bisa menguntungkan toko kueku “ cibir Leena.
“kompetisi membuat kue sebentar lagi..., ini akan menambah reputasi toko ini..., kau sudah memikirkannya?” tanya Dhicca antusias.
“ya..., ku rasa... akan lebih baik jika kita fikirkan nanti saja..., akan aku masukkan kue sesuai selera para pelanggan...” jawab Leena sambil terus bekerja.
“kau ini..., jangan terlalu santai...”Dhicca hanya menggeleng sambil menatap Leena yang kurang antusias,”bagaimana hubunganmu dengan senior Hyun? Dia terus mengantar jemput dirimu..., tapi tak ada tanda-tanda kalian akan jadian...”
“m...”Leena terdiam lama,”dia hanya menganggapku sebagai adiknya..., tak ada kesempatan bagiku untuk...”
“kau belum mengatakannya kan? Kau menyukainya tapi...”Dhicca berusaha mendukung Leena.
Namun Leena hanya mengalihkan pembicaraan,”sudahlah..., cepat memasak... pelanggan semakin banyak...”
“ya Chef... “Dhicca menghela nafas dan melanjutkan kembali pekerjaanya.
“kami pulang dulu chef...”tunduk Tsatsa di ikuti Rindi yang menyusulnya.
“ya..., sampai jumpa besok...”ucap Leena sambil mengunci tokonya.
“ku lihat..., seniormu tak datang untuk menjemput? Tumben sekali...”ucap Dhicca dengan tatapan heran.
Leena hanya mendesah ringan lalu memanggul tasnya,”sudahlah... aku tak bisa selamanya menyusahkan dia...”
“baiklah...” keduanya berjalan hingga halte bus,”kau tak ingin naik bus?” tanya Dhicca.
“tidak..., ada buku yang harus aku beli..., kau duluan saja...”ucap Leena. Keduanya berpisah jalan. Leena berjalan ke toko majalah dan membeli beberapa majalah.
“syukurlah..., hari ini semuanya senang...”Leena membaca majalah itu sambil menatap wajah Hyun Jong yang sedang memegang busur panah,”apa masih ada kesempatan?” ucap Leena lirih sambil menatap bulan yang bersinar,”kakak..., apa aku masih punya kesempatan?”
NGEK..., “Ukh...” Leena terdiam ketika di rasanya menginjak sesuatu yang besar.
“KYAAAAAAAAA..., apa ini...”pekik Leena hingga jatuh terduduk. Dia menatap lekat laki-laki yang terlihat setengah pingsan dan tersungkur di tengah jalan itu,”he...hei...kau baik-baik saja?”
“u...uh...”
“heiii...”ucap Leena panik.
“perutku lapar....aku tak bisa bergerak...”ucapnya.
“a...apa? perut...” Leena mengerutkan alisnya heran.
“Enaaak...”ucapnya sambil memakan habis kue buatan Leena,”aku baru pertama kali makan, makanan semanis dan seenak ini...”
“a...apa... kau ini makhluk dari planet mana sih? Aku hanya memasak kue yang biasa, kau kira aku seperti memasak apa saja...”Leena menatap heran pada laki-laki itu.
Setelah dia menghabiskan seluruh kue buatan Leena.
“terimakasih kau telah menyelamatkanku..., namaku Ji Yong..., Kwon Ji Yong...”ucapnya dengan senyum mengembang.
“ah..., kau orang Korea ya? Aku Leena..., aku pindah ke Korea lima tahun yang lalu...salam kenal..., kau tinggal di mana? Apa kau di usir dari rumahmu? Atau kau ...”ucap Leena dengan nada heran.
Ji Yong menggeleng,”bukan..., aku vampire..., alasan aku pingsan tadi aku tersesat...”
Leena sempat terdiam dan akhirnya tertawa,”kau lucu..., tapi maaf aku tak percaya dengan monster seperti itu...”.
“hahaha...aku tak berbohong, tapi aku tak tahu... di dunia ini ada yang lebih manis dari pada darah...”Ji Yong menatap Leena dengan tatapan yang ingin tahu.
Jantung Leena berdegup kencang menatap Ji Yong,”kau bohong kan? Kau hanya sedang pesta kostum...”
PRANG...
“Hyyaaaaaaaa.... apa ittttuuu...”ucap Leena dan langsung mundur merapat kedinding.
“tuan Ji Yong...”ucap seekor kelelawar.
“a...apa itu? Ke...kelelawar berbicara...”Leena panic dan bergetar ketakutan.
“tuan..., tuan jangan keluar dari kelompok..., kami mencari tuan kemana-mana...”ucap kelelawar itu lagi.
“maafkan aku Yuna..., ah Leena... dia Yuna, dia pelayanku...”Ji Yong memperkenalkan kelelawar itu pada Leena yang masih tak percaya dengan apa yang terjadi.
“tuan kita harus kembali..., nona Bella mencarimu...”ucap kelelawar yang bernama Yuna itu.
“baiklah...”angguk Ji Yong,”Leena...” Ji Yong mendekat pada Leena yang masih gemetaran.
“ti...tidak..., jangan mendekat..., da...darahku tidak enak.... pe...pergi lah...” Leena berusaha mendorong Ji Young yang terus mendekat.
Ji Yong tertawa dan mencium kening Leena hingga dia terdiam,”aku tak akan menghisapmu kok...”
Leena terdiam lemas hingga jatuh terduduk.
“Leena..., kau manis dan baumu memang menggiurkan darahmu pasti lezat..., tapi kau sudah menolongku...” Ji Yong berdiri di depan jendela dan bersiap akan melompat ketika dia sempat berkata,”dah Leena..., trims...” Ji Yong benar-benar melompat saat itu.
“a...apa..., apa itu tadi...a...apa aku ter...terlalu lelah bekerja...” ucap Leena lemas dan jatuh tak sadarkan diri.
“Chef..., kau sehat kan?” tanya Rindi.
Leena menekan kepalanya yang terasa berdenyut,”aku...kurasa aku hanya kurang tidur...”ucap Leena sambil meminum sebotol air mineral.
“mau ku ambilkan obat chef?”tawar Rindi.
“tidak...” tolak Leena lalu bangkit berdiri namun kepalanya yang masih terasa pusing membuatnya oleng dan hampir terjatuh... eh? Hampir?
Ji Yong menahan tubuh Leena sambil tersenyum cerah,”selamat pagi nona manis...”
“KYAAAAAAAAAAAAA...., tidak... tidak... aku pasti mimpi...”ucap Leena sambil menggeleng kuat dan mengusap matanya.
“chef..., dia kenalanmu?” tanya Rindi yang tertegun menatap Ji Yong.
“woah..., kau siapanya chef? Kau tampan sekali...”kagum Tsatsa.
Ji Yong tersenyum bangga,”aku mau makan-makanan manis yang kemarin Leena buat..., aku Ji Yong...”
“ma...makanan manis?” tanya Rindi yang langsung tertawa,”yang kau maksud adalah cake kan? Makanan manis... haha... kau seperti tak pernah memakannya saja...”
“sedang apa kau...” Leena segera menarik Ji Yong ke belakang toko,”sedang apa kau di sini? Dari mana kau tau aku...”
“aku tadi ke rumahmu..., dan aku menemukan brosur ini...” Ji Yong mengeluarkan brosur tokonya dengan semangat,”ah..., kau pasti heran... aku bisa kebal terhadap matahari..., memang kami vampire yang sangat berbeda...”
“Tuan Ji Yong...”kelelawar itu datang lagi dan hinggap di pundak Ji Yong,”tuan kabur lagi...”
“tidak Yuna, aku hanya ingin memakan makanan manis lagi darinya, kau tau semalam aku menemukan makanan yang sama tapi tidak seenak yang kau buat..., aku ingin lagi..., kau akan membuatkannya kan?”
“ka...kau berbicara seperti itu ta...tapi sebenarnya kau... kau hanya tertarik pada darahku saja kan?” Leena memalingkan wajahnya.
Ji Yong mendekat dan menggenggam kedua pundak Leena dengan tatapan tajam,”aku tak akan menghisap darahmu jika kau mau membuatkanku makanan manis itu lagi..., tapi jika tidak..., mungkin aku akan menghisap darahmu sebagai penggantinya...”Ji Yong berkedip jahil pada Leena yang wajahnya langsung bersemu merah.
“ba...baiklah..., akan ku buatkan... ta... tapi jauhkan wajahmu...” Leena mendorong Ji Yong dengan wajah merah tomatnya,”tapi kau harus berjanji padaku tak akan menghisap darah siapapun... jika tidak... aku tak mau membuatkan untukmu...”ancam Leena.
“hei..., kau tak boleh mengancam tuan Ji Yong...”omel Yuna.
“baiklah aku tak akan menghisap darah siapapun...”janji Ji Yong.
“tuan...”pekik Linda.
“baiklah, kau datang lagi ketoko ini setelah semua orang pulang...” pinta Leena yang langsung di angguk setuju oleh Ji Yong.
“ku dengar tadi ada pria tampan yang mencarimu hingga ke dapur?” ungkit Dhicca sambil bersiap akan pulang.
“apa? Oh dia..., hanya orang iseng...”Leena mengabaikan kata-kata temannya.
“kau tak pulang?” tanya Dhicca heran melihat Leena yang masih mengenakan celemeknya.
“kau duluan saja...”
“kau menunggu senior?” tebak Dhicca.
Leena menggeleng kuat,”aku sedang ingin bereksperimen untuk kompetisi kau pulanglah...duluan”
Dhicca sempat menatap heran pada Leena hingga akhirnya pergi. Leena hanya sempat menatap sebentar Dhicca ketika Ji Yong telah berada di belakangnya.
“astaga..., kau mengejutkanku...” Leena mengelus dadanya.
Ji Yong hanya tersenyum sambil meringis jahil,”aku kan menuruti kata-katamu untuk datang setelah semuanya pulang...”
“ugh...” Leena segera mengambilkan cake spons yang telah dia siapkan di lemari pendingin. Tanpa buang waktu Ji Yong segera memakannya. Leena menatap Ji Yong yang makan dengan lahap sambil berpura-pura membaca resep.
“memang paling enak cake buatanmu...”senyum Ji Yong terkembang lalu menatap buku resep Leena,”apa itu? Bentuknya unik sekali aku ingin itu...”
Leena menatap kue yang di maksud dan tertawa,”apa di tempatmu tak ada ulang tahun? Kau tak akan bisa memakannya jika tidak di hari ulang tahunmu..., kau mengerti?”
“jika di tempatku, ulang tahun adalah waktunya untuk berburu darah manusia sebanyak-banyaknya..., perayaannya pun hanya pesta darah...”jawab Ji Yong jujur dan membuat Leena bergidig ngeri mendengarnya.
“sudah....sudah aku tak ingin mendengar lagi..., itu menyeramkan...”Leena meletakkan bukunya dan menatap nampan di depan Ji Yong,”kapan kau ulang tahun?” tanya Leena spontan.
“jika aku katakan..., apakah kau mau membuatkan aku kue seperti itu?” harap Ji Yong dengan mata bersinar.
Leena mendesah ringan,”katakan dulu dan aku akan mempertimbangkannya...”
“18 juli...”jawab Ji Yong lalu memutar bangku Leena ke arahnya,”kau akan benar-benar membuatkan aku kan?”
Wajah Leena bersemu merah dan berpaling,”ke...kenapa kau mendekat? Menjauh lah...”
“kenapa? Kau menyukaiku?” Goda Ji Yong.
“argh... tidak sudahlah...” Leena beranjak dari kursinya dan terpekik ketika seseorang menatap mereka berdua,”Senior...”
Hyun Jong berjalan pelan dan berkata,”ku kira kau akan lembur, ternyata kau...”
“a...ah tidak..., dia hanya pelanggan..., ada apa senior...”ucap Leena terbata.
“tidak aku hanya minta maaf karena semalam tidak bisa mengantarmu...”Hyun Jong menatap Ji Yong dengan penuh minat,”baiklah kau sudah bersamanya ku rasa aku akan pulang...”
“tu...tunggu senior...”pekik Leena lalu berbalik ke arah Ji Yong,”aku harus pulang...”
Ji Yong sempat menatap tak suka pada Hyun Jong,”baiklah..., besok aku akan kembali...”Ji Yong meninggalkan tempat itu sambil menatap tajam Hyun Jong.
Leena berjalan santai bersama Hyun Jong, lama keduanya terdiam hingga Hyun Jong mulai dengan sebuah pertanyaan,”dia..., pacarmu?”
“apa? Ji Yong..., oh bukan tentu saja, jadi dia hanya pelanggan biasa...”jawab Leena.
“oh..., tapi sepertinya dia menyukaimu...”tambah Hyun Jong lagi.
“senior bicara apa..., Ji Yong dia terlalu suka bercanda...”
“kau menyukai dia?”lanjut Hyun Jong. Dan membuat langkah Leena terhenti sambil menatap Hyun Jong heran.
“sudahlah senior lupakan saja..., bukankah seharusnya senior berlatih panah? Bukankah akan ada turnamen?” Leena berusaha mengalihkan percakapan mereka sebelumnya.
“ya..., latihan lebih cepat dari yang biasanya, kau membaca majalah itu?”Hyun Jong menarik tangan Leena dan memasukkan ke saku jasnya.
“se...senior...”ucap Leena malu.
“udara dingin..., ayo...”keduanya berjalan dengan Leena yang terus tertunduk,”ada yang ingin ku bicarakan padamu..., kau mau mendengarkanku kan?”tanya Hyun Jong sesaat begitu tiba di depan rumah Leena.
“a...ada apa senior?” kata Leena gugup.
Hyun Jong terdiam sejenak dan menarik tangan Leena,”entahlah..., sebelum turnamen aku ingin mengatakannya padamu..., tapi entah kau suka atau tidak..., aku menyukaimu...”
Leena terdiam mematung, menatap mata Hyun Jong mencari kebenaran dan bukan hanya candaan,”se...senior...”
“aku hanya merasa tak tenang bila tak mengatakannya apa lagi, aku tak akan bisa melihatmu selama seminggu..., tenang saja jika kau belum siap..., aku akan menunggumu hingga turnamen usai...”Hyun Jong mengatakannya dengan lancar dan raut serius,”masuklah..., aku tak ingin kau sakit...”Hyun Jong mengusap rambut Leena hingga berantakan dan berjalan pergi.
Sementara Leena terdiam di tempatnya sambil menatap punggung Hyun Jong yang mulai menjauh.
“HYAAAAAA...”teriak Leena ketika dia memasuki rumah dan menemukan Ji Yong di dapurnya,”ka...kapan kau masuk?”
“baru saja..., aku menunggumu...”
“tuan Ji Yong..., bagaimana jika nona Bella tau?”rengek seorang wanita dan membuat Leena yang baru menyadarinya terkejut.
“si...siapa kau?”tanya Leena.
“diamlah nona..., aku Yuna...”ucapnya dengan wajah tak suka.
“apa? Kelelawar itu?” pekik Leena terkejut.
Yuna hanya menggeram marah dan mencoba membujuk Ji Yong lagi.
“tidak Yuna...,beri aku waktu okey...”pinta Ji Yong,”sekarang apa kau mau memasakkan kami kue atau hanya berdiri saja?”tanya Ji Yong pada Leena yang hanya terdiam kaku lalu bergerak mulai memasak.
“tuan..., akan ada kekacauan bila nona datang...”Yuna berusaha mengingatkan tuannya.
“tinggallah di sini hingga minggu depan...”ucap Leena kemudian. Yuna dan Ji Yong menatapnya heran,”ehem..., bukan maksudku hanya saja..., aku aku akan menghadapi kompetisi cake minggu depan dan aku hanya butuh tester dengan selera baik dan tak pernah bosan memakan kue ku...”Leena beralasan dengan sedikit gugup.
“hah? Apa katamu...tidak-tidak tuan Ji Yong harus pulang...”Yuna berusaha membantah.
Ji Yong tersenyum dan menyela,”baiklah..., selama seminggu aku akan membuatmu jatuh cinta padaku...”
“apa!”pekik Leena dan Yuna bersamaan.
Namun Ji yong hanya tersenyum misterius dan berlalu pergi.
Leena berjalan lemah menuju tempat kerjanya saat itu, kantung matanya membekak jika mengingat kejadian yang membuatnya kurang tidur.
“tunggu...”ucap Yuna yang menghentikan langkah Leena.
“ada apa lagi sekarang...”ucap Leena gusar.
“kau..., kenapa tuan Ji Yong menyukaimu? Apa yang kau perbuat hingga dia selalu melindungimu?” gertak Yuna,”kau bahkan tidak mengakuinya..., dari dulu aku selalu menyukai tuan Ji Yong..., kau...pergilah dari hidup kami....”Yuna akan memukul Leena ketika Ji Yong datang dan menghalangi pukulan Yuna hingga mengenai dirinya.
”Yuna..., apa yang kau lakukan...”pekik Ji Yong marah,”kau tak apa-apa Leena?”
“kenapa tuan selalu melindungi dia? Hanya karena dia memberikan kue pada tuan bukan berarti dia menyukai tuan!” teriak Yuna dengan kesal.
“aku tau...” ucap Ji Yong dan membuat Yuna diam,” aku tau dia tidak menyukaiku..., bukan tentang kue atau apa..., tapi pada akhirnya aku menemukan wanita yang benar-benar ingin ku lindungi...”
“a...apa...”Yuna menatap Ji Yong tak percaya,”sudah cukup..., sepertinya aku sudah tak di butuhkan lagi..., lebih baik aku pergi...!”Yuna berlari pergi ke arah belakang gedung.
“maaf Leena aku mencari Yuna dulu...”
“tunggu...”
“Yuna akan mati jika terus memakai sosok seperti itu...”jawab Ji Yong cepat sambil berlari.
“kalau begitu aku akan ikut mencarinya...” tekat Leena dan membuat langkah Ji Yong berhenti.
“tapi bagaimana dengan tokomu?” tanya Ji Yong.
“teman-temanku bisa membukanya... aku akan menghubungi mereka...”Leena akan memencet nomer di ponselnya ketika Ji Yong mencegahnya dan menggeleng.
“biar aku yang mencari Yuna..., aku tak ingin kau mengorbankan tokomu...”ucap Ji Yong dan membuat Leena terpesona hingga terdiam,”aku pasti bisa menemukan Yuna sendiri..., aku akan menemuimu seperti biasa...” Ji Yong segera meninggalkan Leena yang masih terdiam di tempatnya.
3 hari berlalu...
“aku sudah bilangkan aku akan membantu...”omel Leena sambil mengeluarkan kue caramel dari oven dan menyajikannya untuk Ji Yong.
“tak apa..., Yuna tak mungkin jauh dari sini...”yakin Ji Yong dan mulai memakan kuenya.
“Yuna..., pelayanmu kan? Kau sudah lama bersamanya?” tanya Leena perlahan.
“keluarga Yuna turun temurun mengabdi pada keluargaku..., aku,Bella dan Yuna sudah bersama sejak kecil...kemanapun kami pergi..., kami selalu bersama..., makanya Yuna sudah seperti adikku sendiri...”Ji Yong bercerita dengan raut kesedihan.
“hanya ada yang ingin kutanyakan padamu...”Leena berkata ragu dan tertunduk,”kita hanya bertemu beberapa hari, tapi... kenapa kau tiba-tiba menyukaiku?”
Ji Yong tertawa dan membuat Leena jengkel,”maaf..., tapi kau benar..., jika aku memikirkan kenapa aku menyukaimu..., aku tidak tau..., tapi dari pertama kali kita bertemu aku tau kau orang yang sangat baik...”
Wajah Leena bersemu merah semerah tomat,”jangan menilaiku seperti itu...aku tak sebaik yang kau kira...”
“ya... aku yakin... kau sudah berhari-hari tau siapa aku..., tapi kau tak mengatakan pada media masa atau siapapun tentang kami..., kau lucu saat wajahmu memerah karena malu..., dan karena kue mu... hingga saat ini aku tak meminum darah lagi...” jawab Ji Yong sambil tersenyum manis.
“kau aneh..., tapi aku tau satu hal...Yuna hanya ingin berada di sisimu...makannya mulai saat ini aku akan membantumu mencari Yuna...”yakin Leena membalas senyum Ji Yong dengan senyum tulusnya.
“itu akan mengganggu...” Ji Yong berusaha menyangkal.
“tidak jika di lakukan di luar jam kerja...”potong Leena.
Ji Yong mengangguk dan keduanya saling tersenyum,”aku bersyukur karena aku menyukaimu...”
“a...apa...” kata Leena gugup,” su...sudahlah... cepat habiskan, lalu kita cari Yuna...”
“baiklah...”senyum Ji Yong tak berhenti hingga dia selesai dan akan bersiap mencari ketika Yuna muncul dengan tiba-tiba.
“Yuna..., kau kembali...”ucap Ji Yong.
“aku hanya ingin bertanya pada tuan Ji Yong...” kata Yuna muram,”jika ku katakan sebenarnya pada dia apa tuan mau pulang bersamaku? Kenapa tuan menyukai manusia ini...?”
“Yuna..., kau...jangan pernah mengatakan apapun atau aku akan membencimu...”bentak Ji Yong.
Yuna yang terkejut tertawa sinis,”tuan tak pernah memarahiku hanya karena ini..., tapi tuan membela wanita yang berbeda dengan kita...”
Leena memandang keduanya tak mengerti.
“kau..., aku akan mengatakan padamu yang sesungguhnya..., kami bukanlah vampire..., tuan Ji Yong adalah bangsawan pesulap dan kami kemari karena tuan Ji Yong akan di jodohkan..., aku heran setiap hari kau membaca koran tapi tak tau berita tuan Ji Yong yang kabur..., dan satu lagi... kelelawar itu hanya mainan dengan chips pengontrol di dalamnya...”ucap Yuna dengan sangat berani,Ji Yong menatap Yuna dengan marah.
“a...apa? jadi kau menipuku?” tuntut Leena menatap Ji Yong tak percaya.
“a...aku...”
“sudahlah cukup! Seharusnya aku tau kau hanya menipuku!”bentak Leena marah dan berlari pergi.
“Yuna kau..., apa maumu?” tanya Ji Yong dengan nada marah.
Yuna menyeka air matanya dan berkata,”aku menyukai Tuan Ji Yong...selalu...bahkan aku mengikuti rencana gila tuan Ji Yong hanya karena aku ingin tuan memandangku lebih dari seorang adik...”
“a...apa...”
“tuan Ji Yong selalu membuatku berdebar..., tapi tak pernah sekalipun tuan mengatakan tidak suka padaku..., mulai saat ini aku tak akan membantu kebohongan tuan lagi..., nona Bella akan segera datang dari inggris untuk mengajak tuan pulang...” putus Yuna.
“kau..., aku kecewa padamu..., aku mempercayaimu karena kau sudah ku anggap bagian dari keluargaku..., jika kau menyukaiku... kenapa tak mengatakannya padaku? Jangan sakiti Leena lagi atau aku akan membencimu seumur hidup...”bentak Ji Yong lalu berlari pergi menyusul Leena. Sementara Yuna hanya terduduk lemas dan menangis.
Leena berayun di sebuah taman sambil menangis. Entah dari mana perasaannya begitu terluka hingga Ji Yong menemukannya dan berjalan dengan hati-hati mendekat pada Leena.
“pergilah..., aku tak ingin melihatmu...”Leena mengusir Ji Yong yang bersikeras duduk di ayunan sebelahnya.
“maafkan aku...”
“untuk apa? Karena kau sudah menipuku?” kata Leena sinis.
Ji Yong menatap Leena lalu menghela nafas berat,”ya..., tapi aku mengatakan suka padamu itu bukan tipuan..., aku benar-benar menyukaimu...”
“sudahlah...”Leena beranjak dari tempatnya namun Ji Yong menariknya dan menyeretnya ke sebuah ruangan yang di penuhi bunga mawar,”lepaskan aku...”
“empat hari sebelum aku di seret pulang..., akan ku katakan agar kau mau mempercayai aku lagi...”Ji Yong menatap Leena dengan tatapan penuh harap.
“lepaskan atau aku berteriak...”herdik Leena.
“aku tak akan melepaskanmu sebelum kau mendengarkanku...”balas Ji Yong dan membuat Leena terdiam,”aku memang bukan vampire..., aku hanya seorang pesulap yang akan di jodohkan..., kau mungkin melupakannya tapi tiga tahun yang lalu kita pernah saling bertemu...,dari dulu hingga sekarang kau selalu baik pada setiap orang..., karena itulah aku menyukaimu..., kau jujur pada dirimu sendiri... aku tau dari dulu kau menyukai laki-laki pemanah itu...,kau menangis karena laki-laki itu berpacaran dengan orang lain..., aku berusaha menghiburmu tapi kau tak kunjung diam..., aku tak pernah menggunakan keahlian hipnotisku pada orang lain tapi saat itu aku harus..., aku menyugestimu bila aku kembali..., bila kau menatap ke dalam mataku kau akan jatuh cinta padaku..., maafkan aku karena telah membohongimu..., setelah itu kau tak mengingatku lagi..., karena memang aku benar-benar harus pergi darimu..., tapi untuk sekarang..., aku hanya ingin mengatakan sekali lagi padamu..., aku menyukaimu... dan aku berkata jujur... aku berani bersumpah padamu..., empat hari lagi aku akan menunggumu di sini sama seperti aku datang ke tokomu...”ucap Ji Yong sambil melepas genggamannya,”aku benar-benar menyukaimu Leena...”Ji Yong berjalan mundur dan meninggalkan Leena yang baru saja mengingat semuanya dan tak mempercayai apa yang terjadi.
“Leena..., apa yang terjadi padamu? Kau seperti tak bersemangat...”tanya Dhicca yang tau kondisi sahabatnya,”soal kompetisi?”
“aku hanya..., bingung...”jawab Leena tanpa semangat.
“kau bisa menceritakannya padaku...,katakanlah...”pinta Dhicca.
Leena hanya menggeleng dan kembali bekerja.
“Chef..., Chef... ada tamu penting datang...”lapor Rindi dengan tergesah.
“m? Siapa?”
“aku Leena...”seorang wanita masuk dengan anggunnya dan membuat Leena terkejut.
“kakak...,kak Frans Chan...” Leena langsung meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri wanita itu lalu memeluknya,”kapan kakak datang? Bagaimana di New Zerland? Lalu...”
“bisa kita bicara?”tanya Frans Chan menghentikan kata-kata Leena.
“m..., ada apa kak?” Leena memberi kode pada Dhicca untuk melanjutkan pekerjaannya. Keduanya menuju meja di sudut toko.
“kakak lama sekali kakak kembali...”
“Leena..., jangan memutar balikkan pembicaraan...”tahan Frans Chan sambil melepaskan kaca mata hitamnya,”kenapa hasil kuemu hari ini tidak memuaskan? Tidak seperti biasanya..., apa kau ada masalah?” tanya Frans Chan,”bagaimana dengan kompetisi?”
“ma...maksud kakak apa?” Leena bertanya balik tak mengerti,”a...aku...”.
Frans Chan menggeleng dan menatap Leena lekat,”aku sudah lama mengenalmu..., seorang chef tak akan membuat kesalahan kecuali hatinya tidak berada pada makanan yang di buatnya..., aku sudah kembali beberapa hari yang lalu..., aku selalu membeli kue dari tokomu..., tapi kali ini agaknya kuemu sedikit mengecewakan...”jelas Frans Chan.
Leena diam tertunduk,”ya... aku sedang tak fokus kak...”
“aku tau kau tak ingin menceritakannya..., tapi aku harap kau bisa memisahkannya..., kau bukan pembuat adonan lagi kau adalah seorang chef pembuat kue..., kau mengerti maksudku kan?”saran Frans Chan.
Leena mengangguk,”aku mengerti kak..., gomawo sudah mengingatkanku..., akan ku selesaikan masalahku...”
“m..., aku akan kembali ke New Zerland lusa..., untuk hari ini dan besok..., bisakah kau ikut bersamaku?”pinta Frans Chan.
“kakak akan mengajakku ke mana?”
“lihat saja ..., kau bisa meninggalkan pekerjaanmu kan?”ulang Frans Chan.
Leena mengangguk dengan semangat,”ya..., tentu saja...”
Dalam perjalanan menuju Summer Bakery...
“toko kue beras?”tanya Leena setengah terkejut,”bukankah ini toko kue beras terenak di Seoul? Aku..., tak pernah ke sini sebelumnya...”kagum Leena.
“ayo..., kita sudah di tunggu...” Frans Chan menarik Leena masuk dan langsung di sambut dengan wajah cerah oleh pelayannya,”bisa kau panggilkan bosmu?”tanya Frans pada salah seorang pelayan.
“tentu nona..., silahkan duduk...”ucapnya ramah.
Leena menatap sekeliling dengan perasaan kagum dan takjub,”kakak..., aku masih tak percaya kalau...”
“Leena..., kau sudah di Seoul selama lima tahun..., aku hanya ingin mengajarkan sesuatu padamu di sini...”kata Frans Chan. Tak lama seseorang datang dan langsung memeluk Frans Chan lama.
“kemana saja kau? Apa kau melupakan toko ini? Bagaimana dengan suamimu?” tanya laki-laki itu.
“aku baik-baik saja..., oh ya... ini ku perkenalkan adik satu jurusanku yang saat itu aku pandu..., ah dia memiliki toko kue modern...”Frans Chan memperkenalkan Leena yang langsung menunduk.
“annyeong..., saya Leena senang bisa berkenalan dengan anda...”
“aku Thomas...”jawab Thomas sambil tersenyum,”aku tau kau yang masuk ke dalam majalah itu bukan? Toko kue yang ada di Daegu tak jauh dari sini bukan?”
“ya...tuan...”angguk Leena,”sama seperti kau, aku sangat mengagumi kue tradisional buatanmu...”
“ah... ya... aku tau...” angguk Thomas.
“Thomas..., aku ingin kau mengajari Leena untuk mengasah rasa, kau tau sebentar lagi ada kompetisi... dan aku tak bisa mendampingi dia...”pinta Frans Chan langsung.
“tentu saja Frans Chan..., akan ku suruh seseorang mengajarinya..., Kyu..., bisakah kau panggilkan Tae Yang?” pinta Thomas pada salah seorang pelayan.
“ya...baiklah...”sahut pelayan itu dan langsung bergerak cepat.
“ada apa bos?” tanya laki-laki bernama Tae Yang itu.
“kau bisa mengajari nona ini tentang rasa dan keseimbangan kan?” tanya Thomas pada Tae Yang yang sempat berfikir ragu.
“baiklah bos..., kau ikut aku...”ucap Tae Yang dengan nada tegas.
Leena sempat tersentak hingga akhirnya mengikuti Tae Yang kedapur.
“kau bisa merasakan kue ini?”tanya Tae Yang sambil meleparkan kue beras pada Leena.
Leena menggigit ragu dan mulai merasakan,”kue beras kacang merah..., ada bunga persik...”jawab Leena.
“ya..., bagus... lalu ini...”Tae Yang melempar kue beras yang lain.
Leena mengerutkan alisnya pada bentuk kue yang agak berantakan itu namun akhirnya dia mencobanya,”rasa original kue beras, lembut...”
“benar..., lalu apa yang kau lakukan dengan kue itu pertama kali kau lihat?”tanya Tae Yang.
“aku tak berminat pada bentuknya walau rasanya enak...”
Tae Yang mengangguk dan menggiling sebuah adonan,”ya..., itulah yang di sebut keseimbangan, kau memang bertitel chef atau sebagainya, tapi jika kau tak bisa mempertahankan keduanya bersamaan maka title yang kau sandang itu tidak akan berguna..., kau lihat aku? Aku hanya seorang pengangkut sayur yang beruntung, jika bos tak menawarkan pekerjaan padaku..., aku tak mungkin berada di sini..., bukan title yang di lihat, tapi bentuk dan rasa..., tangan adalah harta bagi para tukang masak dan hati..., hati adalah kekuatan yang harus di miliki oleh seorang tukang masak..., walau kau mengkhususkan pada satu hal masakan...”
Leena terdiam lama dan mengaangguk mengerti,”ara..., gomawo..., aku ingin bertanya padamu..., bagaimana kau belajar memasak makanan tradisional ini? Aku selalu gagal mempelajarinya...aku hanya bisa kue barat...”
“aku mempunyai tekad untuk menguasainya..., itu cukup? Sekarang kau bisa membantuku?”jawab Tae Yang lalu meletakkan adonan di depan Leena,”bentuk itu dengan cetakan ini...”perintahnya yang langsung di turuti Leena.
Keesokan harinya Frans Chan kembali datang ke toko Leena yang telah siap dengan pelajaran terakhirnya.
“kemana kakak akan membawaku?” tanya Leena sedikit antusias.
“tempat yang sangat nyaman..., kau pasti suka...”Frans Chan tersenyum penuh misterius dan terus menyetir.
Setibanya di sebuah taman.
“untuk apa kita ke sini kak?” tanya Leena penasaran.
Frans Chan terus berjalan dan diam misterius,”itu dia...” Frans Chan menunjuk ke sebuah kedai van kecil.
Leena mengerutkan alisnya menatap kedai itu,”itu... kedai mobil kan kak?”
“ya..., di situ kau akan belajar..., ayo...” Frans menarik Leena mendekat ke arah kedai van itu,”annyeong nona...” sapa Frans Chan sambil tersenyum.
“annyeong..., nona mau pesan kue kreasi terbaru kami crapes...”ucapnya dengan ceria,”ah nona kau temannya tuan Dae Sung bukan? Kau masih mengenali aku? Aku Intan...”
“aku masih mengingatmu dengan baik,dimana Dae Sung? Aku tak melihatnya?” tanya Frans Chan yang mencari keberadaan seseorang.
“oh bos sedang membeli bahan..., kami kehabisan bahan seharian ini..., ah nona...siapa dia?” tanya Intan sambil tersenyum pada Leena.
“oh dia adikku..., Leena..., baiklah kami akan menunggu...” putus Frans Chan.
“baiklah..., oh ya nona katanya kau pindah keluar negri?”tanya Intan antusias,”kemana?”
“New Zeland Intan..., ah bagaimana dengan kau sendiri, apakah Dae Sung mengajarimu dengan baik?” tanya Frans balik.
“tentu..., tuan Dae Sung sangat baik..., dan juga sangat cerewet...”bisik Intan,DUGH...,”aw... tuan Dae Sung...”sungut Intan sambil mengusap kepalanya.
“aku mendengarnya..., jangan menjelekkan bosmu di depan orang...”sungut Dae Sung.
“mian bos...”Intan berjalan mundur dan kembali bekerja.
“Frans Chan..., ada apa?” tanya Dae Sung.
“kau dari dulu memang tak suka berbasa-basi ya..., baiklah aku ingin kau mengajari adikku ini...”ungkap Frans Chan, sementara Leena hanya menunduk ragu.
“apa? Aku tak sehebat kau kan Frans Chan...”cibir Dae Sung,”kau kira dia bisa belajar dari toko kue kecilku ini?”
“kau menyangsikan kemampuanmu sendiri Dae Sung? Kau membuatku sedikit kecewa..., baiklah jika kau tak mau...”Frans Chan beranjak dari tempatnya dan menarik Leena.
“tunggu, baiklah aku akan mengajarinya..., siapa namamu? Tunggu..., aku rasa aku mengenalmu?” ingat Dae Sung,”kalau tidak salahkau pemilik toko kue Alice yang jadi perbincangan itu bukan?”
“m...”angguk Leena,”namaku Leena...”
“ah ya..., bukankah kau..., sudah berbakat? Untuk apa belajar di toko kecilku?” tanya Dae Sung heran.
“sudahlah aku yang menyuruhnya..., kau ajarkan saja...”potong Frans Chan.
“kau ini..., kenapa tak membawanya dari dulu saja? Aku jadi merasa tak percaya diri...”keluh Dae Sung.
“kau akan ajarkan atau aku pergi saja?”ancam Frans Chan.
“baiklah-baiklah..., ayo ikuti aku ke van...”pinta Dae Sung yang langsung diikuti Leena.
“aku tak mengerti kenapa kakak menyuruhku belajar padamu...”ucap Leena akhirnya.
“akupun tak mengerti apa yang dia mau...”Dae Sung menghela nafas sekali,”Intan bisa kau bawakan crapes baru kita?”
“baik bos...”tak lama Intan datang dengan craps siap saji di tangannya.
“kau suka ini?”tanya Dae Sung.
Leena mengangguk,”ya aku suka..., sangat enak dan murah...”
“kau tak tertarik mengapa aku membuat toko dengan mobil?”tanya Dae Sung heran. Leena mengangguk ragu,”beginilah caraku menarik pelanggan..., aku tak memiliki keahlian seperti kau dalam mengolah kue yang luar biasa..., tapi aku hanya ingin, jika aku yakin pada satu hal kecil, aku akan bisa..., untuk apa kau belajar lagi? Apa ada masalah? Ku dengar tokomu sangat sering di kunjungi?”
“tidak..., ada hal yang dapat ku mengerti kenapa kakak menyuruhku belajar padamu..., kakak ingin aku lebih berkembang dan memikirkan suatu inovasi...”senyum Leena terkembang,”bisakah kau katakan padaku..., aku tau apa yang kurang..., aku menyukai jika orang-orang menikmati kue ku tapi aku tak memperdulikan siapa yang menikmatinya, dan siapa yang tak dapat menikmatinya...”
“kau hebat..., aku mengakuimu..., kau benar...bakat dan keahlian tak akan cukup jika kita tak melihat pelanggan..., ah ya kau akan ikut kompetisi bukan? Kita akan menjadi saingan nanti...”kata Dae Sung.
“benarkah? Kau ikut?” tanya Leena tak percaya.
Dae Sung mengangguk lalu berkata,”kau ingin belajar membuat craps? Tenang saja..., aku tidak akn berkompetisi dengan resep yang sama...”
“baiklah...”angguk Leena setuju.
Di Bandar Udara Internasional Incheon...
“kakak..., gomawo..., aku tau kualitasku mulai turun aku terlalu terlena oleh keadaan...”ungkap Leena yang mengatarkan Frans ke bandara.
Frans Chan tersenyum lalu membelai kepala Leena lembut,”aku percaya kau akan dapat lebih berkembang dari pada sekarang Leena..., kau hanya kurang memahami tujuanmu..., tapi kau sudah bekerja keras untuk itu...”
“gomawo kak..., aku mengerti dan akan memperbaikinya..., aku akan membuat toko kita bertambah maju...”janji Leena.
Frans Chan menganggu lalu mulai masuk ke gerbang keberangkatan sebelum berkata,”Leena..., percayalah pada apa yang kau rasa..., karena itu jawabannya..., hatimu akan menuntunmu..., itu pelajaran terakhir dariku..., sampai jumpa...”Frans Chan sempat melambaikan tangannya pada Leena dan kemudian menghilang.
Leena mengambil nafas dan beranjak pergi. Leena kembali ke toko miliknya dan mulai bereksperimen. Hingga Leena bekerja keras di bantu asisten dan pekerjanya. Dalam waktu singkat kue untuk kompetisi telah selesai di kerjakan dan waktunya untuk mengumpulkan hasil.
“aku akan mengumpulnya bersama Dhicca..., kalian jagalah toko...”pesan Leena pada ke dua pekerjanya.
“siap chef...”ucap keduanya.
Namun belum sempat Leena meninggalkan tokonya seorang wanita datang dan berkata,”kau..., Leena?” tanyanya.
“ya...”
“aku Bella..., bisa kita berbicara sebentar?” tanya si wanita bernama Bella itu,”Top... Seung Ri bisakah kalian menunggu di sini?”.
“tapi nona...” Top berusaha membantah.
“kami akan tetap mengawasi nona dari jauh...”tambah Seung Ri.
“tidak..., aku tak apa-apa...aku hanya ingin bicara berdua dengannya..., ayo nona...”
Leena mengangguk dan memberikan kode pada Dhicca untuk menunggunya. Leena mengikuti wanita itu ke sebuah taman.
“ada apa?” tanya Leena.
Bella menghela nafas sekali lalu berkata,”aku hanya memintamu untuk tidak menggantung dan menaruh harapan untuk kakakku..., jika kau tak menyukainya..., bisakah kau menolaknya dengan tegas?” tanya Bella.
“kau adiknya Ji Yong?” tebak Leena.
“ya..., aku ke sini hanya ingin mengajak kakakku kembali ke inggris..., aku tau..., sudah lama kakakku menyukaimu..., tapi bisakah kau tak menyakitinya? Dia kakak yang paling berharga untukku..., aku tak ingin dia terluka lebih dari ini..., kau menyukai orang lain bukan?” ucap Bella dengan nada tenang.
“aku mengerti...” Leena berkata singkat.
“aku bukan orang yang suka menyudutkan orang lain..., aku akan pergi...aku akan membawa kakaku kembali malam ini..., aku mohon padamu... sekali lagi...”pinta Bella lalu meninggalkan Leena yang terdiam.
“kau benar tak mau ikut aku ke restoran?” tanya Dhicca, usai mengumpulkan kue kompetisi.
“tidak..., aku masih ada urusan lain...” Leena tersenyum dan melambaikan tangan, keduanya berpisah di halte bis. Leena terdiam dan menatap Hyun Jong yang tersenyum padanya.
“bagaimana hasilnya?”tanya Hyun Jong keduanya duduk di dekat sebuah kolam.
“dua hari lagi baru akan keluar kak..., aku harap tak akan sia-sia..., bagaimana dengan pertandinganmu? Berhasil?” tanya Leena.
“menurutmu?”
“senior...”
Hyun Jong tertawa menatap wajah sebal Leena,”seminggu berlalu..., apa kau memiliki jawabannya?” tanya Hyun Jong dan membuat Leena terdiam.
“senior..., aku...”ucap Leena yang terdiam ragu,”apakah senior sudah lama menyukaiku?”
Hyun Jong menatap Leena terkejut lalu menjawab,”aku mulai menyukaimu saat kau mulai menghentikan kiriman kue-kuemu padaku..., saat itu aku merasakan sesuatu yang kurang..., entah apa..., aku merasa saat itu..., kau bagian dari hariku...”
Leena terdiam lama sambil menatap ke tengah kolam.
“kau menyukai laki-laki itu kan?”tebak Hyun Jong yang membuat Leena terkejut,”aku tau dari matamu..., saat aku menyatakan perasaan padamu aku sudah tau kau menyukainya..., hanya saja saat itu aku hanya berfikir bahwa akan lebih baik jika aku mengatakannya padamu lebih dahulu...”
“senior..., a...aku tidak...” Leena berusaha mengelak.
“tak apa...Leena..., aku sudah merasa lega jika mengatakannya hanya saja..., kau harus menolakku dengan tegas jika tidak aku akan terus menunggumu...”ucap Hyun Jong lalu menarik tangan Leena,”katakan Leena..., apakah kau...menolakku?”
Leena terdiam lama lalu menarik tangannya dan berdiri menunduk pada Hyun Jong,”maafkan aku senior..., aku tak bisa menerimamu..., aku menyukai orang lain..., maafkan aku senior maafkan aku...”
Hyun Jong menghela nafas singkat lalu tersenyum,”syukurlah kau menyadarinya...”Hyun Jong mengacak rambut Leena hingga berantakan.
“sedang apa kau di sini?” ucap Yuna yang tiba-tiba datang.
“Yuna kau...”ucap Leena yang teringat pada sesuatu,”tanggal berapa sekarang? Jam berapa ini?”
“huh..., baru sadar kau?”Yuna menarik Leena dan mendorongnya,”cepat pergi tuan Ji Yong sudah lama menunggumu..., tolong jaga tuan Ji Yong nona..., sampai jumpa...”Yuna mendorong Leena yang segera berlari pergi dan menatapnya hingga menghilang.
“trims kau sudah menyadarkan aku...”ucap Hyun Jong.
“apa yang kau maksud?” Yuna menyeka matanya dan berbalik menatap Hyun Jong,”kau sama saja denganku bukan? Aku hanya melakukan demi orang yang aku sukai...”
Hyun Jong menarik Yuna yang langsung menangis di pelukannya.
Leena berlari ke arah tokonya dan bergerak cepat. Leena mencari sosok Ji Yong dan terduduk lemas sambil berkata,”aku terlambat...”
“apa yang kau maksud terlambat nona?”ucap Bella yang tiba-tiba datang.
“kau..., aku...”
“jangan membuat kakakku menunggu lagi...”Bella membantu Leena bangkit dan menepuk pelan pipi Leena,”aku tak ingin kakakku melihat wajah orang yang di sukainya menangis dan membuatnya muram..., pergilah..., kakakku ada di taman di belakang tokomu...”
Tanpa banyak bicara Leena mengambil sebuah kotak dan berlari pergi.
“nona..., apa tidak apa-apa?” tanya Seung Ri.
Bella menghela nafas dan mengangguk,”aku tak pernah melihat kakakku seambisius itu untuk mendapatkan sesuatu..., kali ini... sepertinya kita akan tinggal agak lama...”
“nona ayo kita pergi...cuaca dingin kami takut penyakitmu akan kambuh...”Top memasangkan jaket hangat pada Bella.
“kalian tak ingin pergi kencan?”canda Bella.
“nona...”
“aku akan selalu bersama nona...”tekat Seung Ri.
Brugh..., tanpa sengaja Top menabrak Dhicca yang akan kembali ketoko.
“maafkan aku nona...”ucap Top sambil membantu Dhicca bangkit. Keduanya saling terdiam.
“ah..., sepertinya aku akan kembali ke inggris sendiri...”ucap Bella yang langsungberjalan pergi.
“nona..., aku akan selalu bersamamu...”pekik Seung Ri yang langsung mengejar Bella.
Leena menghela nafas saat melihat Ji Yong sedang duduk di atas ayunan.
“kau..., datang? Syukurlah..., bagaimana hasil kompetisinya?” tanya Ji Yong menahan rasa dingin di tubuhnya.
“kau kedinginan..., berapa lama kau menungguku? Bodoh...”Leena mengambil syal lehernya dan melilitkannya ke leher Ji Yong.
“apa yang kau lakukan?”Ji Yong akan melepas syalnya namun Leena menahannya dan menarik tangan Ji Yong lalu menggosoknya.
“diamlah..., atau aku akan mengatakan bodoh lagi padamu...”
Ji Yong hanya diam dan menunggu Leena melanjutkan kata-katanya.
“mungkin akan terlambat...”Leena membuka kotak itu dan meletakkan dua lilin panjang lalu menyalakannya,”aku sudah berjanji padamu..., selamat ulang tahun Ji Yong...”
Ji Yong menatap Leena tak percaya,”kau...”
“cepat ucapkan permohonanmu lalu tiup lilin ini sebelum aku kesemutan...” perintah Leena yang langsung di turuti Ji Young.
“Trims Leena...”Ji Yong tersenyum dan mengacak rambut Leena dengan gemas,”jika kau tersenyum, aku bisa kembali dengan tenang..., trims atas kuenya...”
Ji Yong berbalik dan melangkah pergi ketika Leena menarik bajunya dan menjatuhkan kuenya begitu saja,”kau tak ingin mendengar jawabanku?”
“aku tau kau...”
“tetaplah bersamaku...”pinta Leena.
Ji Yong terdiam lama hingga dia dapat merespon dan segera berbalik,”kau..., bukankah kau membenciku? Makanya aku tak siap jika harus melihatmu menangis karena aku...”
Leena mencium Ji Yong dan membukam kata-katanya,”aku menyukaimu...”bisik Leena lalu menatap Ji Yong,”kau datang dan pergi begitu saja dalam hidupku..., kau memang menyebalkan..., kau selalu membuatku panik..., karena itu aku tak bisa menghilangkan fikiranku darimu..., kau tau aku mengalami cinta kilat...”
“apa aku tak salah dengar? Kau tak menipuku kan?”canda Ji Yong.
Leena menggembungkan pipinya sebal,”kau ini..., aku sudah malu kau masih saja bercanda...dasar vampire...”
“baiklah maafkan aku..., maafkan aku..., aku hanya tak percaya...aku... seumur hidupku baru kali ini aku merasa sesenang ini..., aku... aku benar-benar bersyukur...” Ji Yong memeluk Leena erat lalu tersenyum dan menatap Leena lekat,”aku menyukaimu..., sangat...kita akan selalu bersama..., aku berjanji padamu...”
Ji Yong mencium Leena yang sempat berkata,”ya..., kita akan selalu bersama selamanya...”
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar